Kamis, 24 November 2011

bahaya bedak bayi



Selain estetika, tentunya kita memperhatikan dampaknya pada kesehatan bayi/anak dalam memilih produk2 yang digunakannya..
Kita simak artikel ttg bedak bayi dan minyak telon yuks...Yang punya info lain silahkan menambahkan...

Awas!!! Bedak dan Minyak Telon Bahaya Bagi Bayi

Nadhifa Putri - detikNews
Jakarta - Aroma tubuh bayi yang wangi dan lembut seringkali membuat kita selalu ingin menciumnya. Wangi yang berasal dari bedak ataupun minyak yang dibalurkan bayi menunjukkan ciri khas buah hati.

Namun, amankah pemakaian produk-produk tersebut bagi si mungil? Dokter Spesialis anak RS Pondok Indah Karel Staa menegaskan, pemakaian bedak, minyak kayu putih, minyak telon dan pewangi (cologne) sangat berbahaya untuk kesehatan bayi di masa datang.

"Partikel-partikel yang terkandung di dalam bedak bayi dan minyak itu bahaya jika dihirup bayi," kata Karel Staa usai diskusi bertajuk 'Lindungi Semua Perempuan dari Kanker Serviks' di RS Pondok Indah, Jl. Metro Duta , Jakarta Selatan, Sabtu (10/5/2008).

Produk tersebut, kata Karel, dapat membahayakan fungsi paru-paru. "Misalnya batuk yang tidak sembuh. Nanti setelah diperiksa, biasanya dokter akan menyuruh memberhentikan pemakaian bedak dan lain-lain. Setelah itu batuknya hilang. Itu bisa saja respirasi paru," imbuh dia.

Baluran minyak dipercaya dapat memberi kehangatan untuk bayi. Namun hal ini juga dibantah Karel. "Kata siapa? Dari mana? Kulit bayi kan belum berfungsi. Lalu mau ditutupi produk itu, bagaimana pori-porinya bernafas?" ujarnya.

Karel menuturkan, pernah mendapati salah satu pasiennya mengeluhkan kulit anaknya gosong. "Ternyata setelah diperiksa, bayinya dibalurin minyak kayu putih 100 persen," tutur dia.

Ditambahkan dia, kulit bayi seharusnya dibiarkan apa adanya. Meski bayi baru dapat merasakan rangsangan di usia di atas 1 tahun, pemakaian produk tetap tidak dianjurkan.

PRO KONTRA BEDAK BAYI

Bedak talc banyak digunakan oleh para ibu untuk membantu menyerap kelembaban pada tubuh dah bokong bayi setelah mengganti popok. Namun, tahukan anda, penelitian para ahli kesehatan mengemukakan bahwa bedak talc bisa menyebakan pneumonia dan penyakit pernafasan lainnya pada bayi. Berikut beberapa alasan mengapa bedak talc dianggap berbahaya bagi bayi:

* Bedak talc terbuat dari berbagai kombinasi bahan seperti zinc stearate, magnesium silicates, dan sebagainya. Meski tergolong aman bagi kulit, namun bahan-bahan tersebut berukuran sangat kecil sehingga mudah terbawa udara seperti debu yang bisa masuk ke dalam paru-paru anak anda yang nantinya bisa berakibat fatal bagi paru-paru mereka serta bisa menyebabkan bayi anda terserang pneumonia atau bahkan kanker paru-paru.

* Beberapa kasus menyebutkan bahaya menghirup bedak talc bagi bayi anda, bahkan beberapa diantaranya menyebabkan kematian. Meski demikian anda tak perlu terlalu khawatir jika anak anda kerap menumpahkan bedak talc nya selama, bedak tersebut tidak terhirup olehnya.

* Para ahli kulit membuktikan bahwa jika dibandingkan pemakaian bedak talc dengan krim atau lotion kulit untuk bayi, maka krim atau lotion kulit lebih ampuh untuk mencegah dan mengobati ruam popok dibanding bedak.

Selain berbahaya bagi pernafasan, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan bedak talc pada bayi perempuan bisa menyebabkan cancer ovarium. Meski demikian tidak semua ahli setuju dengan penelitian tersebut. Namun, untuk amannya di sarankan bagi para ibu untuk lebih berhati-hati dalam pemakaian bedak talc untuk bayi mereka. Atau lebih amannya lagi, gunakan lotion khusus untuk melembabkan daerah kemaluan dan bokong bayi setelah mengganti popok dibanding menggunakan bedak talc.


(Dikutip dari:
http://parenting.ivillage.com)

Waspada! Bahan Berbahaya "Ftalat" Ada di Produk Bayi

Mendapatkan buah hati, tentunya sangat menggembirakan. Namun, hati-hati dalam menggunakan produk untuk bayi kita. Sebuah studi terbaru menjelaskan bahwa lotion bayi, bedak bayi dan shampo bayi terdapat bahan kimia berbahaya yakni ftalat.

Dr. Sheela Sathyanarayana mengatakan bahwa saat ini, kita tidak tahu apa potensi efek jangka panjang terhadap kesehatan, tapi studi hewan berbadan besar menjelaskan toksisitas ftalat pada tahap pengembangan dan reproduksi dan beberapa studi pada manusia menyebabkan perubahan kesehatan.

Ftalat digunakan untuk membuat plastik fleksibel dan menstabilkan pengharum dan ditemukan dalam beberapa produk konsumsi termasuk mainan, produk perawatan pribadi dan peralatan medis.

Seperti dilaporkan online dalam jurnal Pediatrics, Febuari 2008, Sathyanarayana dari Universitas Washington dan koleganya mengukur 9 kadar yang berbeda produk sisa ftalat dari diaper 163 bayi berumur 2 sampai 28 bulan. Semua sampel urin mengandung paling sedikit satu ftalat pada kadar terukur dan 81% sampel memiliki sejumlah terukur 7 atau lebih ftalat.

Sathyanarayana mengatakan bahwa mereka menemukan penggunaan lotion bayi, shampo bayi dan bedak bayi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi monoethyl phthalate (MEP), monomethyl phthalate dan monoisibuthyl phthalate (MIBP) dalam urin bayi. Menurut para peneliti dalam laporan ini, hubungan ini terkuat pada bayi muda kurang dari 8 bulan, yang menjadi lebih rentan terhadap toksisitas ftalat pada perkembangan dan reproduksi.

Saat ini, pabrik pembuat Amerika tidak perlu mencantumkan kandungan ftalat dalam kemasan produk sehingga sulit bagi orang tua untuk mengambil keputusan. Sathyanarayana menyarankan jika para orang tua mau menurunkan paparan pada anak-anaknya, mereka dapat mencoba menggunakan lotion, shampo dan bedak bayi dengan ketat, hanya kecuali diindikasikan untuk alasan medis saja. (kalbemedical)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar